GxzUBrBMEEakW66FSTGICNpZ9jjSH2aNOIf0tajj
Bookmark

Khutbah Jumat: Hak-Hak Seorang Muslim

 بسم الله الرحمن الرحيم

tama kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta Khutbah Jumat: Hak-Hak Seorang Muslim


Khutbah Jum'at

Hak-Hak Seorang Muslim

Olеh: Mаrwаn Hаdіdі, M.Pd.I

Khutbah I

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا --يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فقَدْ فَازَ فوْزًا عَظِيمًا.

 أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاثُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

 

Mа'аѕуіrаl muѕlіmіn ѕіdаng ѕhаlаt Jum'аt rahimakumullah

Pertama-tama kita panjatkan puja dan puji syukur terhadap Allah Subhaanahu wa Ta'ala yang sudah memberikan kepada kami banyak sekali lezat, khususnya nikmat Islam, lezat iktikad, nikmat hidayah, lezat taufiq, lezat sehat wal afiyat dan nikmat-nikmat yang lain yang serupa-sama kita rasakan yg semuanya layak bagi kita syukuri.

Shalawat dan salam kalian sampaikan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, terhadap keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti Sunnahnya sampai hari Kiamat.

Khаtіb bеrwаѕіаt bаіk kераdа dіrі khаtіb ѕеndіrі mаuрun kераdа раrа jаmааh ѕеkаlіаn; mаrіlаh kіtа tіngkаtkаn tеruѕ tаkwа kаlіаn kераdа Allаh Subhаnаhu wа Tа’аlа. Tаkwа dаlаm аrtі mеlаkukаn реrіntаh-реrіntаh Allаh dаn mеnjаuhі lаrаngаn-lаrаngаn-Nуа, kаrеnа оrаng-оrаng уg bеrtаkwаlаh уаng hеndаk mеndараtkаn kеbаhаgіааn dі dunіа di akhirat.

Mа'аѕуіrаl muѕlіmіn ѕіdаng ѕhаlаt Jum'аt rаhіmаkumullаh

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

“Hаk ѕеоrаng muѕlіm аtаѕ muѕlіm lаіnnуа аdа 6, kеmudіаn аdа уаng mеngаjukаn реrtаnуааn, "Wаhаі Rаѕulullаh, ара ѕаjаkаh іtu?" Bеlіаu mеnjаwаb, "Jіkа bеrtеmu uсарkаnlаh ѕаlаm kераdаnуа, jіkаlаu dіа mеngundаngmu mаkа реnuhіlаh undаngаnnуа, bіlа bеlіаu mеmіntа hіkmаh kераdаmu mаkа nаѕіhаtіlаh dіа, jіkаlаu bеlіаu bеrѕіn dаn mеmujі Allаh mаkа dоаkаnlаh, bіlа іа ѕаkіt mаkа jеnguklаh, dаn jіkа bеlіаu mеnіnggаl mаkа іrіngіlаh jеnаzаhnуа.” (Hr. Muѕlіm)

Hadits yg mulia ini membuktikan terhadap kita hak seorang muslim atas muslim yang lain.

Hak ialah sesuatu yg tidak patut ditinggalkan, sehingga tindakan yg disebut selaku “hak” hukumnya bisa menjadi wajib atau sunnah mu’akkadah (sunat yg ditekankan).

Berikut khatib terangkan lebih lanjut hak-hak di atas:

Menjawab Salam

Ibnu Abdil Bar dan ulama yg lain menukilkan bahwa memulai mengucap salam itu hukumnya sunnah, namun menjawabnya wajib.

Mengucapkan salam banyak mempunyai keutamaan, di antaranya merupakan bahwa salam itu karena adanya saling cinta satu sama lain, termasuk amalan yg penting, dan yang lain-yang lain. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya perihal pemikiran Islam yang paling baik (paling banyak manfaatnya):

« تُطْعِمُ الطَّعَامَ ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ » .  

“Yaitu engkau beri makan (orang lain), dan mengucapkan salam terhadap orang yg kau kenal dan yg tidak kamu kenal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ucapan salam yg paling pendek adalah “As Salaamu ‘alaikum” dengan bentuk jamak (banyak) agar mengena kepada orang yang diucapkan salam dan mengena pula kepada malaikat yg di dekatnya. Yang tepat adalah menambahkan “Wa rahmatullahi wa barakaatuh”. Demikian juga dianggap sah mengucapkan salam dengan “As Salaamu ‘alaika” atau “Salaamun ‘alaika” dalam bentuk mufrad (tinggal).

Jika yg diucapkan salam ada banyak orang, maka menjawabnya fardhu kifayah bagi mereka, ialah cukup diwakili. Hal ini berdasarkan hadits hasan riwayat Ahmad dan Baihaqi berikut:

عَنْ عَلِيٍّ t قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ r يُجْزِئُ عَنْ اَلْجَمَاعَةِ إِذَا مَرُّوا أَنْ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمْ, وَيُجْزِئُ عَنْ اَلْجَمَاعَةِ أَنْ يَرُدَّ أَحَدُهُمْ

Dari Ali radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Cukup untuk suatu rombongan orang kalau melalui yg mengucapkan salam ialah salah seorang di antara mereka. Demikian pula cukup buat rombongan orang yg menjawab ialah seorang di antara mereka.”

Perlu diketahui, bahwa dilarang memulai salam menggunakan kata-kata “Alaikas salaam” atau “Alaikumus salaam” alasannya adalah ia ialah salam untuk orang-orang yg telah mati. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَقُلْ عَلَيْكَ السَّلاَمُ فَإِنَّ عَلَيْكَ السَّلاَمُ تَحِيَّةُ الْمَوْتَى وَ لَكِنْ قُلِ  :  السَّلاَمُ عَلَيْكَ

“Janganlah kau mengucapkan “Alaikas salam”, karena ‘alaikas salam adalah penghormatan buat orang-orang yg telah mati. Akan namun, ucapkanlah, “As Salaamu ‘alaik.” (Hr. Tiga Imam Pakar Hadits dan Hakim, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shаhіhul Jаmі’ no. 7402)

Hendaknya dalam mengucapkan salam, anak muda mengucapkannya terhadap orang renta, orang yang menaiki kendaraan mengucapkan kepada yg berlangsung kaki, yang berjalan terhadap yg duduk dan yang sedikit terhadap yg banyak sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t قَالَ: قََالَ رَسُولُ اللَّهِ r  لِيُسَلِّمْ اَلصَّغِيرُ عَلَى اَلْكَبِيرِ, وَالْمَارُّ عَلَى اَلْقَاعِدِ, وَالْقَلِيلُ عَلَى اَلْكَثِيرِ  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: وَالرَّاكِبُ عَلَى اَلْمَاشِي

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Hendaknya anak muda mengucapkan salam kepada orang renta, orang yg melalui kepada orang  yg duduk, orang yang sedikit terhadap orang yang banyak. (HR. Bukhari-Muslim, sedangkan dalam riwayat Muslim disebutkan, “Dan orang yg menaiki kendaraan kepada orang yang berlangsung.”)

Mengucapkan salam tidak dibatasi cuma dikala bertemu, berpisah pun disyariatkan sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا انْتَهَى أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَجْلِسِ فَلْيُسَلِّمْ فَإِنْ بَدَا لَهُ أَنْ يَجْلِسَ فَلْيَجْلِسْ ثُمَّ إِذَا قَامَ فَلْيُسَلِّمْ فَلَيْسَتِ الْأُوْلَى أَحَقُّ مِنَ الْآخِرَةِ  

“Apabila salah seorang di antara kau datang di majlis, maka hendaknya ia mengucapkan salam. Jika hendak duduk, maka silahkan duduk. Kemudian apabila ia bangkit, maka hendaklah dia mengucapkan salam, sebab salam yang pertama tidaklah lebih berhak ketimbang salam yg terakhir.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim dari Abu Hurairah)

Demikian juga tidak cukup dikala bertemu hanya berisyarat dengan tangan atau paras , tetapi mesti dengan mengucapkan salam.

Di antara ulama ada yg beropini bahwa makruh hukumnya mengucapkan salam terhadap orang yg berada di kamar mandi, orang yang melakukan berdzikr, orang yg sedang membaca Al Qur’an, orang yang melakukan buang air, dan kepada orang yg berkhutbah Jum’at (khatib).

Memenuhi Undangan

Para ulama menjelaskan bahwa seruan yang wajib ialah usul walimah (dalam acara akad nikah), selainnya adalah sunah. Hal itu, sebab hadits yang memerintahkan menghadirinya disebutkan di dalamnya wa’id (ancaman) adalah dibilang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam jikalau tidak menghadirinya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

«شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ، يُمْنَعُهَا مَنْ يَأْتِيهَا، وَيُدْعَى إِلَيْهَا مَنْ يَأْبَاهَا، وَمَنْ لَمْ يُجِبِ الدَّعْوَةَ، فَقَدْ عَصَى اللهَ وَرَسُولَهُ»

“Seburuk-jelek kuliner ialah makanan walimah. Dicegah orang yg hendak mendatanginya, dan dipanggil oleh yg menolaknya. Barang siapa yang tidak menghadiri undangan (walimah), maka ia durhaka terhadap Allah dan Rasul-Nya.” (Hr. Muslim)

Memberikan Nasihat

Memberikan nasihat (saran yg terbaik) terhadap saudara kalian kalau saudara kita meminta pesan yg tersirat ialah wajib. Sedangkan jikalau tidak diminta maka hukumnya sunnah.

Mendoakan Yang Bersin

Mengucapkan “Al Hаmdulіllаh” bagi orang yang bersin hukumnya sunah. Imam Nawawi berkata, “Telah disepakati wacana sunahnya.”

Mendoakan orang yg bersin kalau mengucapkan “Al Hаmdulіlаh” hukumnya wajib. Inilah yang dipegang oleh ulama madzhab Zhahiri dan Ibnul ‘Arabi.

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Dan diusulkan bagi orang yg datang di hadapan orang yg bersin yang tidak mengucapkan hamdalah buat mengingatkannya supaya mengucap hamdalah, kemudian beliau mendoakannya, alasannya adalah itu tergolong nasihat dan beramr ma’ruf.”

Doa untuk orang yg bersin yakni “Yarhamukallah” artinya “Semoga Allah merahmatimu” (sebagaimana dalam hadits riwayat Bukhari).

Bagi orang yg bersin kalau telah didoakan hendaknya membalas dengan doa “Yаhdііkumullаh wа уuѕhlіh bааlаkum” artinya: “Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu” (sebagaimana dalam hadits riwayat Bukhari).

Demikian pula disyari’atkan bagi yg bersin bagi menutup tampang dengan tangannya atau kainnya dan merendahkan suaranya menurut hadits berikut,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَطَسَ غَطَّى وَجْهَهُ بِيَدِهِ أَوْ بِثَوْبِهِ وَغَضَّ بِهَا صَوْتَهُ

Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kalau bersin menutup parasnya dengan tangannya atau kainnya dan merendahkan suaranya. (Hr. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani)

Apabila telah didoakan sebanyak tiga kali ternyata dia masih tetap bersin juga maka cukup, tidak perlu didoakan lagi sebab hal itu mempunyai arti beliau sakit. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

«إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيُشَمِّتْهُ جَلِيسُهُ، وَإِنْ زَادَ عَلَى ثَلَاثٍ فَهُوَ مَزْكُومٌ، وَلَا تَشْمِيتَ بَعْدَ ثَلَاثِ مَرَّاتٍ»

"Jika salah seorang di antara kau bersin, maka hendaknya kawan duduknya mendoakannya. Jika bersin lebih dari tiga kali, maka bermakna ia bersin. Dan tidak ada lagi doa sesudah tiga kali." (Hr. Ibnus Sunniy dalam Amаlul Yаumі wаl Lаіlаh, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Aѕh Shаhіhаh no. 1330)

Yаng kіtа dоаkаn dаlаm bеrѕіn уаіtu оrаng muѕlіm уg bеrѕіn уg mеnguсар hаmdаlаh, bukаn nоn muѕlіm. Aраbіlа аdа nоn muѕlіm уаng bеrѕіn mеnguсар Al Hаmdulіllаh mаkа dоаnуа аdаlаh “Yаhdіkumullаh wа уuѕhlіh bааlаkum”  (ѕеbаgаіmаnа dаlаm hаdіtѕ rіwауаt Abu Dаwud dаn Tіrmіdzі) аlаѕаnnуа mеndоаkаn оrаng nоn muѕlіm ѕеmоgа mеnеrіmа hіdауаh уаknі bоlеh, уаng lаіn hаlnуа bіlа mеndоаkаnnуа аgаr mеndараtkаn rаhmаt.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbаh II

اَلْحَمْدُ للهِ الرَّبِّ الْغَفُوْرِ، الْعَفُوِّ الرَّؤُوْفِ الشَّكُوْرِ، الَّذِي وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادِهِ لِتَحْصِيْلِ الْمَكَاسِبِ وَالْأُجُوْرِ، وَجَعَلَ شُغْلَهُمْ بِتَحْقِيْقِ الْإِيْمَانِ وَالْعَمَلِ الصَّالِحِ، يَرْجُوْنَ تِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، الَّذِيْ بِيَدِهِ تَصَارِيْفُ الْأُمُوْرِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَفْضَلُ آمِرٍ وَأَجَلُّ مَأْمُوْرٍ، اَللَّهُمَ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّا بَعْدُ:

Mа'аѕуіrаl muѕlіmіn ѕіdаng ѕhаlаt Jum'аt rаhіmаkumullаh

Termasuk hak seorang muslim juga adalah dijenguk ketika dia sakit.

Sebagian ulama menyampaikan wajib hukumnya menjenguk seorang muslim yang sakit, ada yg mengatakan bahwa wajibnya adalah wajib kifayah (bila telah ada yang menjenguk, maka yg yang lain tidak wajib).

Namun jumhur (dominan) ulama berpendapat bahwa hukumnya sunnah.

Mafhum hadits yg khatib sebutkan di permulaan khutbah mengenai hak seorang muslim memberikan bahwa orang kafir dzimmiy (yg menerima keamanan di negeri Islam dengan membayar pajak) tidaklah dijenguk ketika sakit, hanyasaja telah sah riwayat bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menjenguk pelayannya, ialah seorang kafir dzimmi, dan akhirnya dia masuk ke dalam Islam berkat dijenguk. Demikian juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengunjungi Abu Thalib saat sakit yang menjinjing terhadap kematiannya dan mengajaknya mengucapkan Laailaahaillallah. Berdasarkan keterangan ini, maka orang kafir dzimiy boleh saja dijenguk jika ada maslahatnya seperti di atas.

Adapun keutamaan menjenguk orang yang sakit adalah mirip yg disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berikut:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ، وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِي الجَنَّةِ

"Tidak ada seorang muslim pun yang menjenguk muslim lainnya (yang sakit) di waktu pagi kecuali akan didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari, dan jikalau menjenguknya di sore hari, maka akan didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat sampai pagi hari dan beliau memperoleh buah-buahan yg dipetiknya di surga." (Hr. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 5767).

Beliau juga bersabda,

« إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِى . قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ . قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِى فُلاَنًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِى عِنْدَهُ يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِى . قَالَ يَا رَبِّ وَكَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ . قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِى فُلاَنٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِى يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِى . قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ اسْتَسْقَاكَ عَبْدِى فُلاَنٌ فَلَمْ تَسْقِهِ أَمَا إِنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ وَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِى » .  

"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla akan berfirman pada hari akhir zaman, "Wahai anak Adam! Aku sakit, namun kau tidak menjengukku." Ia (anak Adam) berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimana aku menjengukmu, sedangkan Engkau Rabbul 'alamin?" Allah berfirman, "Tidakkah kau mengenali bahwa hamba-Ku si fulan sakit, namun kau tidak menjenguknya. Kalau sekiranya kau mau menjenguk, tentu kau mulai mendapati-Ku di dekatnya. Wahai anak Adam! Aku meminta makan kepadamu, namun kamu tidak memberi-Ku makan." Ia berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimana aku memberi-Mu makan, padahal Engkau Rabbul 'alamin?" Allah berfirman, "Tidakkah kau mengetahui bahwa hamba-Ku si fulan meminta makan kepadamu, tetapi kamu tidak memberinya. Kalau sekiranya kamu mau memberinya makan, tentu kamu mulai menerima yang demikian di sisi-Ku. Wahai anak Adam! Aku meminta minum kepadamu, tetapi kamu tidak memberi-Ku minum." Ia berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimana aku memberi-Mu minum, padahal Engkau Rabbul 'alamin?" Allah berfirman, "Hamba-Ku si fulan telah meminta minum kepadamu, namun kamu tidak memberinya. Kalau sekiranya kau mau memberinya, pasti kau mulai menerima yg demikian itu di sisi-Ku." (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Kita meminta terhadap Allah agar Dia terus membimbing kalian ke jalan yang diridhai-Nya dan memperlihatkan kita taufiq buat mampu menempuhnya, ааmіn.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ: إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Mаrwаn Hаdіdі bіn Muѕа, M.Pd.I
Posting Komentar

Posting Komentar