GxzUBrBMEEakW66FSTGICNpZ9jjSH2aNOIf0tajj
Bookmark

Fawaid Riyadhush Shalihin (31)

 بسم الله الرحمن الرحيم

orang yang mengikutinya hingga hari kiamat Fawaid Riyadhush Shalihin (31)

Fаwаіd Rіуаdhuѕh Shаlіhіn (31)

Sеgаlа рujі bаgі Allаh Rаbbul 'аlаmіn, ѕhаlаwаt dаn ѕаlаm bіаr tеrlіmраh tеrhаdар Rаѕulullаh, kеluаrgаnуа, раrа ѕаhаbаtnуа, dаn оrаng-оrаng уаng mеngіkutіnуа hіnggа hаrі аkhіr zаmаn, аmmа bа'du:

Berikut Fаwаіd (Kаndungаn Hаdіtѕ) Rіуаdhuѕh Shаlіhіn yang banyak kami rujuk dari kitab Bаhjаtun Nаzhіrіn karya Syaikh Salim bin Ied Al Hilaliy,  Sуаrh Rіуаdhuѕh Shаlіhіn kаrуа Sуаіkh Fаіѕhаl bіn Abdul Azіz An Nаjdіу, dаn lаіnnуа. Hadits-hadits di dalamnya merujuk kepada kitab Rіуаdhuѕh Shаlіhіn, mulаі tеtарі kаmі mеngаmbіl mаtаnnуа dari kіtаb-kіtаb hаdіtѕ іnduk. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penyusunan risalah ini tulus sebab-Nya dan berguna, Allаhummа ааmіn.

Bаb: Tеntаng Bаnуаknуа Jаlаn-Jаlаn Kеbаіkаn

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ، اشْتَدَّ عَلَيْهِ العَطَشُ، فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا، فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ، فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ، يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ العَطَشِ، فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الكَلْبَ مِنَ العَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ بِي، فَنَزَلَ البِئْرَ فَمَلَأَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ، فَسَقَى الكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ " قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَائِمِ أَجْرًا؟ فَقَالَ: «نَعَمْ، فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ»  مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. وَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِيِّ: «فَشَكَرَ اللهُ لَهُ، فَغَفَرَ لَهُ، فأدْخَلَهُ الجَنَّةَ» وَفِي رِوَايَةٍ لَهُمَا: «بَيْنَما كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ قَدْ كَادَ يقتلُهُ العَطَشُ إِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِي إسْرَائِيل، فَنَزَعَتْ مُوقَها فَاسْتَقَتْ لَهُ بِهِ فَسَقَتْهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ» .

(126) Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, “Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Ketika seseorang sedang berjalan, ia terasa sungguh haus, dia pun mendapatkan sumur, kemudian turun ke dalamnya dan meminum airnya, dulu keluar. Ternyata dilihatnya ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya sambil menjilati tanah yg lembap alasannya kehausan, maka orang ini berkata, “Anjing ini tengah mencicipi kehausan seperti yang aku rasakan,” maka dia pun turun ke sumur dan memenuhi sepatunya dengan air dahulu memberi minum terhadap anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.” Para sahabat mengajukan pertanyaan, “Wahai Rasulullah, apakah kami akan mendapatkan pahala alasannya adalah mengasihi hewan.” Beliau bersabda, “Pada setiap yg berhati berair ada pahala.”  (Hr. Bukhari dan Muslim)

Dalam suatu riwayat Bukhari disebutkan, “Maka Allah berterima kasih kepadanya, mengampuni dosanya, dan memasukkannya ke nirwana.” Dalam riwayat keduanya disebutkan, “Ketika ada seekor anjing mengelilingi di sumur yg nyaris mati sebab kehausan, tiba-datang ada seorang pelacur dari kalangan Bani Israil yang melihatnya, kemudian beliau melepas sepatunya buat bagi mengambilkan air buat anjing itu, dahulu memberinya minum, maka Allah mengampuninya alasannya adalah karena itu.”

Fawaid:

1. Dorongan berbuat baik kepada hewan, adalah hewan yg tak diperintahkan terhadap kalian buat membunuhnya.

2. Keutamaan memberi minum.

3. Luasnya rahmat Allah Ta’ala.

4. Nir pantas meremehkan perbuatan baik walaupun dipandang kecil, karena boleh jadi yang demikian menjadi karena diampuni dosa.

5.  Nir ada sesuatu pun yg tersembunyi bagi Allah Ta’ala terkait amalan hamba, dan Dia mulai memberikan balasan terhadapnya.

6. Keutamaan tulus.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ، فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ، كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ» . رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

وَفِي رِوَايَةٍ: «مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهرِ طَرِيقٍ، فَقَالَ: وَاللهِ لأُنْحِيَنَّ هَذَا عَنِ المُسْلِمينَ لا يُؤذِيهِمْ، فَأُدخِلَ الجَنَّةَ» .

وَفِي رِوَايَةٍ لَهُمَا: «بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشي بِطَريقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوكٍ عَلَى الطريقِ فأخَّرَه فَشَكَرَ اللهُ لَهُ، فَغَفَرَ لَهُ» .

(127) Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Aku menyaksikan seseorang bersenang-senang di surga karena alasannya adalah menebang sebuah pohon dari tengah jalan sebab mengganggu manusia.” (Hr. Muslim)

Dalam suatu riwayat disebutkan, “Ada seorang yg melalui suatu dahan pohon yang berada di tengah jalan, kemudian dia berkata, “Demi Allah, saya mulai singkirkan dahan ini dari kaum muslimin semoga tidak mengganggu mereka,” maka ia pun dimasukkan ke dalam nirwana (alasannya alasannya adalah itu).”

Dalam riwayat keduanya disebutkan, “Ketika seseorang berjalan di sebuah jalan, maka dia dapatkan dahan berduri, ia pun menyngkirkannya, maka Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.”

Fаwаіd:

1. Keutamaan memperlihatkan faedah terhadap kaum muslimin dan menyingkirkan hal yg mengganggu dari mereka, dan bahwa hal tersebut sebagai karena diampuni dosa dan dimasukkan ke dalam nirwana.

2. Islam ialah agama kebersihan, mempertahankan lingkungan dan keselamatan umum.

3. Tidak meremehkan perbuatan baik walaupun kecil.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ، فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ، غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ، وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ، وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا»

(128) Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yg berwudhu dan memperbagus wudhunya, lalu beliau mendatangi shalat Jumat, dia pun mendengar khutbah dan membisu, maka mulai diampuni dosa-dosanya di antara Jumat hari itu dan Jumat berikutnya serta ditambah tiga hari. Barang siapa yang memegang batu (memainkannya), maka dia telah melakukan hal yg sia-sia.” (Hr. Muslim)

Fawaid:

1. Anjuran memperbagus wudhu dan menyempurnakannya.

2. Keutamaan shalat Jumat dan mendengarkankhutbahnya.

3. Shalat Jumat menghapuskan dosa-dosa yang terjadi selama sepuluh hari, karena satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat, namun dengan syarat diam mendengarkankhutbah dan tidak melaksanakan sia-sia.

4. Wajibnya menyimak khutbah Jumat.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ - أَوِ الْمُؤْمِنُ - فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ - أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ -، فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ -، فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ مَعَ الْمَاءِ - أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ - حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ»

(129) Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu, kemudian ia basuh mukanya; maka mulai keluar dari mukanya seluruh kesalahan yang dijalankan oleh kedua matanya bareng jatuhnya air atau tetesan air yang terakhir. Apabila ia membasuh kedua tangannya, maka akan keluar dari kedua tangannya setiap kesalahan yg dijalankan kedua tangannya bareng jatuhnya air atau tetesan air yg terakhir. Apabila beliau membasuh kedua kakinya, maka mulai keluar dari kedua kakinya setiap kesalahan yang dikerjakan oleh kedua kakinya bareng jatuhnya air atau tetesan air yg terakhir.” (Hr. Muslim)

Fawaid:

1. Keutamaan wudhu, dan bahwa berwudhu mampu menghapuskan dosa.

2. Setiap anggota badan insan mampu jatuh ke dalam dosa.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ: «الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ»

(130) Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Shalat yg lima waktu, shalat Jumat yg satu ke shalat Jumat berikutnya, dan puasa Ramadhan yang satu ke puasa Ramadhan selanjutnya mulai menghapuskan dosa-dosa di antara keduanya kalau ia menjauhi dosa-dosa besar.” (Hr. Muslim)

Fawaid:

1. Keutamaan shalat yg lima waktu, shalat Jumat, dan puasa Ramadhan.

2. Dosa terbagi dua; besar dan kecil.

3. Luasnya karunia Allah.

4. Rutin mengerjakan keharusan mampu menghapuskan dosa-dosa kecil.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟» قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: «إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ»

(131) Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan amalan yang dengannya Allah menghapuskan dosa-dosa dan meninggikan derajat kalian?” Para sobat menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Menyempurnakan wudhu ketika keadaan tidak mengasyikkan, banyak melangkahkan kaki ke masjid, dan menanti datang waktu shalat sehabis menunaikan shalat. Itulah ribath (seperti berjihad di jalan Allah).”  (Hr. Muslim)

Fawaid:

1. Anjuran membimbing manusia ke jalan kebaikan.

2. Perlunya interaksi dalam dakwah

3. Keutamaan menyempurnakan wudhu, shalat berjamaah, dan menanti tibanya shalat.

4. Perlunya membina umat secara bertahap.

5. Amalan-amalan di atas dianggap ribath, sebab di dalamnya tedapat jihad melawan hawa nafsu.

عَنْ أَبِي مُوْسَى الْأَشْعَرِيِّ –رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ صَلَّى البَرْدَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ»

(132) Dari Abu Musa Al Asy’ariy radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang shalat Subuh dan Ashar, maka dia mulai masuk nirwana.” (Hr. Bukhari dan Muslim)

Fawaid:

1. Keutamaan mempertahankan shalat Subuh dan Ashar

2. Tidak menuruti impian nafsu dengan selalu tidur di waktu Subuh dan terus melakukan pekerjaan di waktu Ashar; bahkan tetap menunaikan shalat Subuh dan shalat Ashar.

3. Ketika seorang hamba bisa menjaga shalat Subuh dan shalat Ashar, maka beliau akan bisa mempertahankan shalat yang yang lain.

Kontiniu…

Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam

Marwan bin Musa

Mаrаjі': Tаthrіz Rіуаdh Aѕh Shаlіhіn (Syaikh Faishal bin Abdul Aziz An Najdiy), Sуаrh Rіуаdh Aѕh Shаlіhіn (Muhammad bin Shalih Al Utsaimin),  Bаhjаtun Nаzhіrіn (Salim bin ’Ied Al Hilaliy), Al Mаktаbаtuѕу Sуаmіlаh mоdеl 3.45, dll.
Posting Komentar

Posting Komentar