GxzUBrBMEEakW66FSTGICNpZ9jjSH2aNOIf0tajj
Bookmark

Stop Fitnah!

 بسم الله الرحمن الرحيم

 

Sikap Yang Telah Dilupakan Ketika Ada Isu dan Berita Miring STOP FITNAH!

STOP FITNAH!

 

Sikap Yang Telah Dilupakan Ketika Ada Isu dan Warta Miring

 

Ketika lisan tidak dijaga, mudah sekali jatuh ke dalam maksiat mulut mirip ghibah, namimah (mengadu domba), dan dusta. Yang demikian sebab memang verbal ialah anggota tubuh yg paling mudah digerakan, tetapi tahukah kami bahwa mulut adalah anggota tubuh yg paling banyak menjatuhkan manusia ke jurang neraka.

 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda terhadap Mu’adz,

 

كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا

"Jaga ini!"

 

Beliau berisyarat ke lisannya.

Muadz balik berkata, "Wahai Nabi Allah, apakah kami mulai disiksa sebab ucapan yg kami sampaikan?"

 

Saat itu Muadz memandang ajaib karena bagaimana ekspresi yang kecil ini dapat menciptakan seseorang disiksa di neraka.

 

Maka Beliau bersabda,

 

ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ - أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ - إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ ".

 

"Aduh Muadz, ibumu malang sekali alasannya adalah kehilangan dirimu. Bukankah banyak manusia yg dijungkirbalikkan di atas wajah atau hidungnya alasannya ulah lisannya." (Hr. Tirmidzi, dan ia menyatakan hasan shahih)

 

Beliau juga bersabda,

 

«إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ»

 

 “Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kalimat yang tidak diamati (ancaman)nya, padahal karena kalimat itu dia tergelincir ke dalam neraka melampaui jauhnya antara timur dan barat.” (Muttafaq ‘alaih)

 

 

Demikian juga kalau kami amati keadaan di zaman kini, gosip mudah tersebar tanpa diperiksa lebih dahulu kebenarannya. Apa saja yg didengarnya eksklusif dia sampaikan tanpa menilik lalu kebenarannya, padahal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

 

«كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ»

“Cukuplah seseorang dianggap pendusta ketika menyampaikan semua yang didengarnya.” (Hr. Muslim dari Abu Hurairah)

 

Apalagi berita tentang kehormatan seseorang, dengan gampangnya tersebar tanpa tabayyun terlebih dahulu, tampaknya tidak ingat firman Allah Ta’ala,

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

 

“Wahai orang-orang yg beriman! Jika datang kepadamu orang fasik menenteng sebuah isu, maka periksalah dengan teliti supaya kamu tidak menimpakan sebuah petaka kepada suatu kaum tanpa mengenali keadaannya yg menjadikan kau menyesal atas perbuatanmu itu.” (Qs. Al Hujurat: 6)

 

وَلَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُمْ مَا يَكُونُ لَنَا أَنْ نَتَكَلَّمَ بِهَذَا سُبْحَانَكَ هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ (16) يَعِظُكُمُ اللَّهُ أَنْ تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (17)

 

“Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar isu bohong itu: "Sekali-kali tidaklah layak bagi kalian memperkatakan ini, Mahasuci Engkau (ya Tuhan kami), ini yaitu dusta yang besar."---Allah memperingatkan kamu biar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, bila kau orang-orang yang beriman.” (Qs. An Nuur: 16-17)

 

Al Hаѕаn Al Bаѕrі rаhіmаhullаh bеrkаtа,

"Ghibah (membahas orang lain) ada tiga macam dan seluruhnya disebutkan dalam kitabullah (terkait keharaman dan dosanya yang besar-pent), ialah ghibah, ifk, dan buhtan.

Adapun ghibah, yaitu engkau membicarakan wacana saudaramu terkait keadaan dirinya.

Ifk ialah engkau membicarakan saudaramu berdasarkan info yang sampai kepadamu (tanpa tabayyun)

Sedangkan buhtan ialah engkau membicarakan saudaramu namun tidak sesuai kenyataannya."

(Tafsir Al Qurthubi 16/335)

 

Ketiga-tiganya merupakan dosa besar. Jika sesuai kenyataannya disebut ghibah, dan Allah mengumpamakan orang yg mengghibahi orang yang lain seperti memakan daging kerabat yang sudah meninggal. Dan bila tidak cocok dengan kenyataannya disebut Buhtan (dusta).

 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

 

أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ *

 

“Tаhukаh kаu ара іtu ghіbаh?” Pаrа ѕhаhаbаt mеnjаwаb, “Allаh dаn Rаѕul-Nуа lеbіh mеngеtаhuі.” Bеlіаu mеnjаwаb, “Kаmu ѕеbutkаn іhwаl ѕаudаrаmu hаl уаng tіdаk dіѕukаіnуа,” Bеlіаu рun dіtаnуа, “Bаgаіmаnа jіkаlаu kеаdааn ѕаudаrаku іtu ѕеѕuаі dеngаn уg ѕауа kаtаkаn?” Bеlіаu mеnjаwаb, “Jіkа ѕеѕuаі уаng kаmu kаtаkаn mаkа kаu tеlаh mеngghіbаhnуа, nаmun bіlа tіdаk dеmіkіаn kеаdааn ѕаudаrаmu mаkа kаmu tеlаh bеrduѕtа tеrhаdарnуа.” (HR. Muѕlіm)

 

Tidakkah mereka yg membicarakan saudaranya –terlebih secara dusta- takut terkena sabda Rasululah shallalahu alaihi wa sallam,

 

َمَنْ قَالَ فِي مُؤْمِنٍ مَا لَيْسَ فِيهِ أَسْكَنَهُ اللَّهُ رَدْغَةَ الْخَبَالِ حَتَّى يَخْرُجَ مِمَّا قَالَ

 

“Barang siapa yg berkata wacana seorang mukmin satu yg tidak ada padanya, maka Allah akan menempatkan orang itu ke dalam Radghah Al Khabal (cairan yang keluar dari tubuh penghuni neraka) hingga dia keluar dari pernyataannya itu (dengan bertobat dan meminta maaf).” (Hr. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al Albani)

 

Maka berhentilah mereka dari sikap mirip kalau mereka selaku orang-orang yang beriman.

 

Akhukum fіllаh Mаrwаn Hаdіdі

Posting Komentar

Posting Komentar