GxzUBrBMEEakW66FSTGICNpZ9jjSH2aNOIf0tajj
Bookmark

Membela Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam (Bab 2)

بسم الله الرحمن الرحيم
wCEAAkGBxMTEhUTEhMVFhUWGBUaFxgWGBoXGBcaFRgYFxcYGB Membela Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (Bagian 2)
Membela Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (Bagian 2)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam biar terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yg mengikutinya sampai hari Kiamat, amma ba’du:
Bеrіkut lаnjutаn реmbаhаѕаn mеngеnаі реmbеlааn kераdа Rаѕulullаh ѕhаllаllаhu аlаіhі wа ѕаllаm. Semoga Allah Azza wa Jalla mengakibatkan penyusunan risalah ini lapang dada sebab-Nya dan berguna, Allаhummа ааmіn.
Mеngара Nіr Adа Sеоrаng Pun Yаng Sеbаndіng Dеngаn Nаbі Muhаmmаd ѕhаllаllаhu аlаіhі wа ѕаllаm?
Adakah yang sepadan dengan Nabi kita Muhammad shallallahu alaihhi wa sallam yg memiliki banyak keunggulan, seperti kenabian, kerasulan, sebagai kekasih Allah, insan plihan-Nya, didekatkan dengan-Nya, dinaikkan ke hewan Buraq yang sungguh cepat, diisra-mi’rajkan, diberi hak memberi syafaat, mendapatkan wasilah (kedudukan yang tinggi di segi Allah Azza wa Jalla), diposisikan di maqam Mahmud (posisi yg terpuji), diutus kepada semua insan, shalat mengimami para nabi, menjadi saksi bagi nabi dan umatnya, menjadi pemimpin manusia seluruhnya, memegang panji kebanggaan, sebagai rahmat bagi alam semesta, diridhai Allah dan dikabulkan permintaannya, diberikan sungai Al Kautsar, disempurnakan lezat, diampuni dosa-dosanya yang telah kemudian dan yg hendak tiba, dilapangkan dadanya, diangkat beban berat dari Beliau, ditinggikan namanya, diberikan pertolongan dan kemenangan, diperkuat oleh para malaikat, diberikan kitab dan pesan tersirat (sunnah), diberikan shalawat dari Allah Ta’ala dan para malaikat-Nya, digunakan sumpah namanya oleh Allah, dikabulkan doanya, dijadikan benda mati dan hewan dapat menyampaikan untuknya, dijadikan bulan terbelah untuknya sebagai mukjizat dan keluar air dari jari-jemarinya, ditolong dengan dijadikan lawan takut terhadapnya, diberi naungan awan, watu sampai bertasbih, dijaga dari usaha manusia bagi membunuhnya, dan lain-lain. Maka adakah orang yang setara dengan Belliau? Adakah yg setara dengan seorang yang di malam harinya berdiri shalat malam beberapa jam, di siang harinya berpuasa, berdzikir, berjihad, dan memimpin insan? Demi Allah, tidak ada yg setara dengan Beliau. Sеmоgа Allаh mеlіmраhkаn ѕhаlаwаt dаn ѕаlаm untuknуа.
Hukuman Bagi Orang Yang Mencela dan Menghina Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا
“Sеѕungguhnуа оrаng-оrаng уg mеnуаkіtі Allаh dаn Rаѕul-Nуа. Allаh аkаn mеlаknаtnуа dі dunіа dаn dі аlаm bаkа, dаn mеnуеdіаkаn bаgіnуа ѕіkѕа уаng mеnghіnаkаn. (QS. Al Ahzaab: 57)
Para ulama setuju, bahwa orang yang mencela dan mencibir Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dihukum bunuh oleh pemerintah. Hal itu, alasannya telah tidak berharganya nyawa orang yang mencela Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Pendapat Para Ulama Tentang Orang-Orang Yang Melecehkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam
Al Qadhiy Iyadh rаhіmаhullаh berkata, “Umat Islam sepakat tentang dibunuhnya orang yg mencela dan mencaci-maki Nabi shallallahu alaihi wa sallam.”
Demikian pula sudah dinukil dari lebih dari seorang tentang ijma dibunuh dan dikafirkan orang yg mencibir Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (Lihat Aѕh Shаrіmul Mаѕlul di Masalah Pertama).
Ishaq bin Rahawaih rаhіmаhullаh bеrkаtа, Kaum muslimin setuju, bahwa semua orang yang mencemooh Allah atau mencibir Rasul-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam atau menolak sesuatu yang telah Allah Azza wa Jalla turunkan, atau membunuh nabi di antara nabi-nabi Allah, bahwa beliau kafir dengan hal itu meskipun mengakui semua kitab yang sudah Allah turunkan.”
Imam Muhammad bin Sahnun rаhіmаhullаh bеrkаtа, Para ulama bersepakat bahwa orang yang mencela Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah kafir, bahaya berlaku baginya dengan azab Allah, dan hukumnya menurut janji umat ini ialah dibunuh. Dan barang siapa yang ragu kepada kekafiran dan azab untuknya maka dia telah kafir.”
Imam Ibnul Mundzir rаhіmаhullаh bеrkаtа, Mayoritas Pakar Ilmu sepakat bahwa had (eksekusi) orang yg mencela Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah dibunuh. Ini juga ialah usulan Imam Malik, Al Laits bin Sa’ad, Syafi’i, Ahmad, Ishaq dan yang mengikutinya.”
Al Khaththabi rаhіmаhullаh bеrkаtа, “Aku tidak tahu dari salah seorang kaum muslimin yang berbeda pertimbangan tentang wajibnya aturan ‘bunuh’ (bagi orang yang melecehkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam).”
Imаm Ibnu Abdіl Bаr Al Mаlіkі bеrkаtа, “Sіарарun уаng mеnсеmооh Nаbі ѕhаllаllаhu ‘аlаіhі wа ѕаllаm, mаkа dіbunuh dаlаm kеаdааn bаgаіmаnа рun. Bаіk іа ѕеоrаng muѕlіm аtаuрun kаfіr dzіmmі,”
Syaikhul Islam menciptakan beberapa poin berikut dalilnya dalam kitabnya Aѕh Shаrіmul Mаѕlul yang pada dasarnya selaku berikut:
1. Orang yg mencibir Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam baik muslim atau kafir, maka wajib dibunuh.
2. Hukumannya ialah dibunuh, dan dihentikan dijadikan budak, dibebaskan, atau diterima tebusan.
3. Orang yg menghina Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dibunuh dan tidak perlu disuruh bertobat, baik dia muslim atau kafir.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rаhіmаhullаh bеrkаtа, "Allаh аkаn mеmbаlаѕ оrаng уаng mеnсеlа dаn mеmаkі Rаѕul-Nуа ѕhаllаllаhu аlаіhі wа ѕаllаm kеtіkа mаnuѕіа tіdаk mеnеgаkkаn hukumаn hаd kераdаnуа." (Aѕh Shаrіmul Mаѕlul 1/117).
Dalil Dalam As Sunnah Tentang Sanksi Mati Bagi Orang Yang Menghina Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam
Imam Bukhari meriwayatkan dari Amr, beliau berkata, “Aku mendengar Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma berkata,
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ لِكَعْبِ بْنِ الأَشْرَفِ، فَإِنَّهُ قَدْ آذَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ» ، فَقَامَ مُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَتُحِبُّ أَنْ أَقْتُلَهُ؟ قَالَ: «نَعَمْ» ، قَالَ: فَأْذَنْ لِي أَنْ أَقُولَ شَيْئًا، قَالَ: «قُلْ» ، فَأَتَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ فَقَالَ: إِنَّ هَذَا الرَّجُلَ قَدْ سَأَلَنَا صَدَقَةً، وَإِنَّهُ قَدْ عَنَّانَا وَإِنِّي قَدْ أَتَيْتُكَ أَسْتَسْلِفُكَ، قَالَ: وَأَيْضًا وَاللَّهِ لَتَمَلُّنَّهُ، قَالَ: إِنَّا قَدِ اتَّبَعْنَاهُ، فَلاَ نُحِبُّ أَنْ نَدَعَهُ حَتَّى نَنْظُرَ إِلَى أَيِّ شَيْءٍ يَصِيرُ شَأْنُهُ، وَقَدْ أَرَدْنَا أَنْ تُسْلِفَنَا وَسْقًا أَوْ وَسْقَيْنِ - وحَدَّثَنَا عَمْرٌو غَيْرَ مَرَّةٍ فَلَمْ يَذْكُرْ وَسْقًا أَوْ وَسْقَيْنِ أَوْ: فَقُلْتُ لَهُ: فِيهِ وَسْقًا أَوْ وَسْقَيْنِ؟ فَقَالَ: أُرَى فِيهِ وَسْقًا أَوْ وَسْقَيْنِ - فَقَالَ: نَعَمِ، ارْهَنُونِي، قَالُوا: أَيَّ شَيْءٍ تُرِيدُ؟ قَالَ: ارْهَنُونِي نِسَاءَكُمْ، قَالُوا: كَيْفَ نَرْهَنُكَ نِسَاءَنَا وَأَنْتَ أَجْمَلُ العَرَبِ، قَالَ: فَارْهَنُونِي أَبْنَاءَكُمْ، قَالُوا: كَيْفَ نَرْهَنُكَ أَبْنَاءَنَا، فَيُسَبُّ أَحَدُهُمْ، فَيُقَالُ: رُهِنَ بِوَسْقٍ أَوْ وَسْقَيْنِ، هَذَا عَارٌ عَلَيْنَا، وَلَكِنَّا نَرْهَنُكَ اللَّأْمَةَ - قَالَ سُفْيَانُ: يَعْنِي السِّلاَحَ - فَوَاعَدَهُ أَنْ يَأْتِيَهُ، فَجَاءَهُ لَيْلًا وَمَعَهُ أَبُو نَائِلَةَ، وَهُوَ أَخُو كَعْبٍ مِنَ الرَّضَاعَةِ، فَدَعَاهُمْ إِلَى الحِصْنِ، فَنَزَلَ إِلَيْهِمْ، فَقَالَتْ لَهُ امْرَأَتُهُ: أَيْنَ تَخْرُجُ هَذِهِ السَّاعَةَ؟ فَقَالَ إِنَّمَا هُوَ مُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ، وَأَخِي أَبُو نَائِلَةَ، وَقَالَ غَيْرُ عَمْرٍو، قَالَتْ: أَسْمَعُ صَوْتًا كَأَنَّهُ يَقْطُرُ مِنْهُ الدَّمُ، قَالَ: إِنَّمَا هُوَ أَخِي مُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ وَرَضِيعِي أَبُو نَائِلَةَ إِنَّ الكَرِيمَ لَوْ دُعِيَ إِلَى طَعْنَةٍ بِلَيْلٍ لَأَجَابَ، قَالَ: وَيُدْخِلُ مُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ مَعَهُ رَجُلَيْنِ - قِيلَ لِسُفْيَانَ: سَمَّاهُمْ عَمْرٌو؟ قَالَ: سَمَّى بَعْضَهُمْ - قَالَ عَمْرٌو: جَاءَ مَعَهُ بِرَجُلَيْنِ، وَقَالَ: غَيْرُ عَمْرٍو: أَبُو عَبْسِ بْنُ جَبْرٍ، وَالحَارِثُ بْنُ أَوْسٍ، وَعَبَّادُ بْنُ بِشْرٍ، قَالَ عَمْرٌو: جَاءَ مَعَهُ بِرَجُلَيْنِ، فَقَالَ: إِذَا مَا جَاءَ فَإِنِّي قَائِلٌ بِشَعَرِهِ فَأَشَمُّهُ، فَإِذَا رَأَيْتُمُونِي اسْتَمْكَنْتُ مِنْ رَأْسِهِ، فَدُونَكُمْ فَاضْرِبُوهُ، وَقَالَ مَرَّةً: ثُمَّ أُشِمُّكُمْ، فَنَزَلَ إِلَيْهِمْ مُتَوَشِّحًا وَهُوَ يَنْفَحُ مِنْهُ رِيحُ الطِّيبِ، فَقَالَ: مَا رَأَيْتُ كَاليَوْمِ رِيحًا، أَيْ أَطْيَبَ، وَقَالَ غَيْرُ عَمْرٍو: قَالَ: عِنْدِي أَعْطَرُ نِسَاءِ العَرَبِ وَأَكْمَلُ العَرَبِ، قَالَ عَمْرٌو: فَقَالَ أَتَأْذَنُ لِي أَنْ أَشُمَّ رَأْسَكَ؟ قَالَ: نَعَمْ، فَشَمَّهُ ثُمَّ أَشَمَّ أَصْحَابَهُ، ثُمَّ قَالَ: أَتَأْذَنُ لِي؟ قَالَ: نعَمْ، فَلَمَّا اسْتَمْكَنَ مِنْهُ، قَالَ: دُونَكُمْ، فَقَتَلُوهُ، ثُمَّ أَتَوُا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرُوهُ
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, “Siapa yang siap menghadapi Ka’ab bin Al Asyraf, karena beliau telah menyakiti Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam?” Maka Muhammad bin Maslamah bangun dan berkata, “Wahai Rasulullah, apakah engkau suka bila saya membunuhnya?” Beliau bersabda, “Ya.” Muhammad bin Maslamah berkata, “Kalau begitu, izinkan aku berkata sesuatu (terhadapnya).” Maka Beliau membolehkan saya berkata sesuatu terhadapnya seraya bersabda ‘katakanlah’, kemudian Muhammad bin Maslamah mendatangi Ka’ab bin Al Asyraf dan berkata, “Sesungguhnya orang ini telah meminta kami mengeluarkan sedekah padahal kami kesusahan. Oleh sebab itu aku datang kepadamu biar engkau mau memamerkan bantuan kepadaku.” Ka’ab berkata, “Demi Allah, demikian juga kalian mulai jenuh terhadapnya.” Muhammad bin Maslamah berkata, “Kami telah mengikutinya, maka kami tidak senang meninggalkannya hingga kami mengenali akhir risikonya, dan kami hendak meminjam darimu satu (60 sha) atau dua wasaq,” –Amr menyampaikan lebih dari sekali tetapi tanpa menyebutkan sesuatu atau beberapa wasaq, dulu saya (perawi) bertanya kepadanya, “Bukankah disebutkan satu atau beberapa wasaq?” Ia menjawab, “Seingatku disebutkan satu atau beberapa wasaq.” Ia (Ka’ab) pun berkata, “Baiklah, mulai tetapi kalian harus siapkan jaminan kepadaku!” Mereka mengatakan, “Apa jaminan yang kalian kehendaki?” Ia menjawab, “Gadaikanlah istri-istri kalian!”  Kami menyampaikan, “Bagaimana kami menggadaikan istri-istri kami, sedangkan engkau orang Arab yang paling ganteng?” Ia menjawab, “Kalau begitu, gadaikanlah putri-putri kalian.” Mereka menyampaikan, “Bagaimana kami akan menggadaikan putri-putri kami hingga putri-putri kami dicaci-maki dan dibilang “Mengapa belum dewasa digadai dengan satu atau dua wasaq masakan. Ini mulai menjadi cacat bagi kami. Akan namun, kami siap menggadaikan kepadamu La’mah kami –Sufyan (perawi hadits) berkata, “Maksudnya adalah senjata,”- dahulu mereka mengadakan perjanjian bagi berjumpa kembali, kemudian Muhammad bin Maslamah datang di malam hari bareng Abu Nailah yang merupakan saudara sepersusuan Ka’ab, kemudian Ka’ab mengundangnya ke benteng. Ka’ab pun turun menemui mereka, kemudian istrinya berkata, “Ke mana engkau keluar di waktu ini?” Ia menjawab, “Itu ada Muhammad bin Maslamah dan Abu Nailah kerabat sepersusuanku –Perawi selain ‘Amr berkata, “Aku mendengar seperti darah menetes.”  Ka’ab menjawab, “Itu adalah Muhammad bin Maslamah dan Abu Nailah kerabat sepersusuanku. Sesungguhnya orang terhormat apabila diundang, maka dia akan menemuinya walaupun di malam hari.” Perawi berkata, “Kemudian Muhammad bin Maslamah memasukkan (ke dalam benteng) pula dua orang bersamanya, dikatakan terhadap Sufyan, “Apakah Amr menyebut nama mereka?” Ia menjawab, “Ia menyebutkan sebagiannya.” Amr berkata, “Muhammad bin Maslamah datang dengan beberapa orang.” Selain Amr berkata, “Yang bareng Muhammad bin Maslamah ialah Abu Abs bin Jabr, Harits bin Aus, dan Abbad bin Basyar.” Amr kembali berkata, “Muhammad bin Maslamah datang dengan dua orang sambil berkata, “Apabila ia datang, maka aku mulai melakukan hal ini terhadap rambutnya dan menciumnya. Ketika kalian telah melihat aku telah menguasai kepalanya, maka silahkan pancung lehernya.” Sesekali Muhammad bin Maslamah berkata, “Kemudian saya berikan potensi kepada kalian mencium kepalanya.” Maka Ka’ab pun turun menemui mereka dengan mengenakan busana dan senjatanya dalam keadaan wangi harum tercium daripadanya. Muhammad bin Maslamah berkata, “Aku belum pernah mencium wangi yg lebih anyir daripada sekarang ini.” Selain ‘Amr (perawi hadits ini) berkata, “Aku memiliki minyak bacin perempuan Arab dan paling sempurnanya.” Amr berkata, “Maka Muhammad bin Maslamah berkata, “Apakah engkau membolehkan aku mencium kepalamu?” Ka’’ab berkata, “Silahkan.” Lalu Muhammad bin Maslamah menciumnya dan disertai oleh kawan-kawannya. Ketika beliau telah menguasai kepalanya, Muhammad berkata, “Silahkan.” Ketika itulah mereka menebas lehernya, lalu mereka datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan memberikan peristiwa itu.”
Kеtіkа іtu Kа’аb ѕudаh mеlаnggаr реrjаnjіаn dаn mеngаjаk kаum Qurаіѕу mеmеrаngі kаum muѕlіmіn ѕеtеlаh kаum muѕlіmіn mеnаng dаlаm реrаng Bаdаr.
Imam Bukhari juga meriwayatkan dalam Shаhіhnya dari Barra bin Azib dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah mengantarbeberapa orang Anshar buat menemui orang Yahudi yang bernama Abu Rafi. Ketika itu, Beliau mengangkat Abdullah bin Atik sebagai pemimpinnya. Dan Abu Rafi merupakan seorang yg menyakiti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dahulu Abdullah bin Atik masuk menemuinya di malam hari ketika Abu Rafi dalam keadaan tidur, kemudian dibunuhnya.”
Pembunuhan terhadap Abu Rafi terjadi sehabis dibunuh Ka’ab bin Al Asyraf.
Imam Abu Dawud dan Nasa’i meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma dia berkata,
أَنَّ أَعْمَى كَانَتْ لَهُ أُمُّ وَلَدٍ تَشْتُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَتَقَعُ فِيهِ، فَيَنْهَاهَا، فَلَا تَنْتَهِي، وَيَزْجُرُهَا فَلَا تَنْزَجِرُ، قَالَ: فَلَمَّا كَانَتْ ذَاتَ لَيْلَةٍ، جَعَلَتْ تَقَعُ فِي النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَتَشْتُمُهُ، فَأَخَذَ الْمِغْوَلَ فَوَضَعَهُ فِي بَطْنِهَا، وَاتَّكَأَ عَلَيْهَا فَقَتَلَهَا، فَوَقَعَ بَيْنَ رِجْلَيْهَا طِفْلٌ، فَلَطَّخَتْ مَا هُنَاكَ بِالدَّمِ، فَلَمَّا أَصْبَحَ ذُكِرَ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَمَعَ النَّاسَ فَقَالَ: «أَنْشُدُ اللَّهَ رَجُلًا فَعَلَ مَا فَعَلَ لِي عَلَيْهِ حَقٌّ إِلَّا قَامَ» ، فَقَامَ الْأَعْمَى يَتَخَطَّى النَّاسَ وَهُوَ يَتَزَلْزَلُ حَتَّى قَعَدَ بَيْنَ يَدَيِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنَا صَاحِبُهَا، كَانَتْ تَشْتُمُكَ، وَتَقَعُ فِيكَ، فَأَنْهَاهَا فَلَا تَنْتَهِي، وَأَزْجُرُهَا، فَلَا تَنْزَجِرُ، وَلِي مِنْهَا ابْنَانِ مِثْلُ اللُّؤْلُؤَتَيْنِ، وَكَانَتْ بِي رَفِيقَةً، فَلَمَّا كَانَ الْبَارِحَةَ جَعَلَتْ تَشْتُمُكَ، وَتَقَعُ فِيكَ، فَأَخَذْتُ الْمِغْوَلَ فَوَضَعْتُهُ فِي بَطْنِهَا، وَاتَّكَأْتُ عَلَيْهَا حَتَّى قَتَلْتُهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا اشْهَدُوا أَنَّ دَمَهَا هَدَرٌ»
“Ada seorang yg buta yg mempunyai ummul walad (budak yang melahirkan anak daripadanya). Suatu hari wanita ini mencela dan mencaci-maki Nabi shallallahu alaihi wa sallam, pria ini kemudian melarangnya namun tidak digubris. Suatu hari, perempuan ini mencela dan mencaci-maki Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka diambillah pisau dan ditaruh di perutnya dan ditikamnya. Ternyata wanita ini tengah mengandung bayi, maka darah pun berceceran banyak. Pada pagi harinya, insiden itu disampaikan terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan Beliau kemudian mengumpulkan manusia sambil berkata, “Aku memohon kepada Allah dan bersumpah atas nama-Nya terkait apa yang dilakukan seseorang untuk membelaku lalu ia melakukannya,” maka pria yang buta itu bangun dalam keadaan berlangsung gontai sampai duduk di hadapan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku ialah pemiliki perempuan itu. Ia malah mencela dan mencaci-makimu. Aku sudah melarangnya tetapi tidak mau berhenti. Aku telah mencegahnya, tetapi tidak juga digubrisnya. Dari perempuan ini saya mempunyai beberapa perempuan yg seakan mirip beberapa mutiara, dan perempuan ini bagiku seperti teman setiaku, namun tadi malam dia mencela dan mencaci-makimu, maka aku ambil semacam pisau dan kuletakkan di perutnya, kemudian aku tekan hingga dia mati.” Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah dan sasikanlah, sessungguhnya darahnya sia-sia.” (Dishahihkan oleh Al Albani)
Wallahu a’lam, wa shallallahu ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam wal hamdulillahi Rabbil alamin
Marwan bin Musa
Maraji: Mukhtаѕhаr Aѕу Sуіfа bі Tа’rіf Huԛuԛіl Muѕhthаfа (Al Qadhi Iyadh, diringkas oleh Dr. Ahmad Al Mazid), Aѕh Shаrіmul Mаѕlul аlа Sуаtіmmіr Rаѕul (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah), Aѕ Sаіful Bаttаr аlаа Mаn Sаbbаn Nаbіууаl Mukhtаr (Abdullah bin Muhammad bin Ash Shiddiq), Mаktаbаh Sуаmіlаh, dll.  
Posting Komentar

Posting Komentar